Minggu, 04 Januari 2015


KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN

2. Makam Kubah Pahlawan Suak Raya (Makam Pertama Teuku Umar)
Setelah tertembanknya Teuku Umar di Suak Ujong Kalak, pasukan Aceh di pecah menjadi dua tim. Tim pertama bertahan memberikan perlawanan kepada Belanda dengan segenap kemampuan yang ada. Walau kalah jumlah, kalah senjata, kalah posisi, namun pasukan Aceh tidak pernah gentar dan ragu memberikan perlawanan kepada Belanda yang sudah besiap dengan penghadangan dan persiapan penuh. Dalam gelap malam menjelang fajar menyingsing, pasukan Aceh terus saja memberikan perlawanan kepada Belanda.

Sementara pasukan ke dua bertugas membawa lari jasad sang Teuku untuk mengikuti pesan terakhir beliau "Hareum Jasad Lon di Kalon le Kaphe Beulanda". Rombongan terus saja bergerak menyeruak gulita menyisir pantai menuju arah Lhok Bubon, namun ketika sang surya mulai menyinsing dan daratan semakin jelas terlihat, pasukan Aceh merubah arah pelarian memasuki semak belukar menuju arah Suak Raya sehingga setelah merasa sangat jauh dari jangkauan Belanda, selanjutnya pasukan beristirahat dan memutuskan untuk mengubur jasang sang Johan Pahlawan di pinggir alur kecil di gampong Suak Raya tepatnya di Dusun Mesjid Kubah Pahlawan.

Jasang sang Teuku hanya di kembumikan satu malam saja di Dusun ini, kemudian keesokan harinya kembali di gali dan di bawa lari lagi karena pasukan Belanda masih terus mengejar untuk mendapatkan sang Teuku hidup atau mati.

Lazimnya adat dan tatanan Islam, setiap Liang kubur yang di buka tidak boleh di biarkan kosong, maka di tanamlah batang pisang di dalamnya untuk menggantikan jasad. Selanjutnya jasang Teuku di bawa ke arah Meurandeh (Gampong Lapang) dan sempat di semayamkan beberapa saat untuk beristirahat, selanjutnya dengan melewati menyeberangi sungai Meureubo jasad di daratkan di Gampong Mesjid Tuha.



 KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN 

1.Tugu Batei Puteh (Tempat Tertembaknya Teuku Umar)

Tugu Batei Puteh ini terletak di samping Suak Ujong Kalak atau Pasir Putih yang di bangun pertama sekali oleh belanda sebagai tanda tempat tertembaknya Teuku Umar walaupun jasad beliau tidak pernah ditemukan hingga Indonesia merdeka.




Penyebutan nama Tugu Batei Puteh ini didasari pada bentuk awal yang di bangun oleh Belanda berwarna putih. Namun karena terjadinya beberapa kali bencana alam baik banjir, air pasang (letaknya dekat laut), hingga terakhir tsunami. letak persis tugu tertembaknya Teuku Umar ini sudah bergeser dan sekarang berada di tengah laut.

Letak persis garis lurus dari tugu tersebut sekarang sebenarnya berada sekitar 200 m dari tugu Kupiah Meukeutop yang dibangun pasca tsunami. namun sayangnya letak yang sebenarnya sudah tidak di ketahui secara persis. Sementara letak tugu kupiah Meukeutop itu sendiri merupakan letak dari bekas dibangunnya tugu Parasamya Purna Karya yang merupakan tugu penghargaan Adi Pura yang diperoleh Aceh Barat pada masa pemerintahan Bupati Teuku Rusman dalam bidang pembangunan.