Sabtu, 15 September 2012

KECAMATAN PANTON REU 
1. MAKAM TEUKU UMAR JOHAN PAHLAWAN watch?v=nxlRccjQzTU&t=602s
 

Makam/Kuburan Pahlawan Nasional Republik Indonesia Teuku Umar Johan Pahlawan yang berasal dari Aceh Gugur tertembak oleh pasukan Belanda di Suak Ujong Kalak Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat pada tanggal 11 Februari 1899. 
Peluru emas yang dimuntahkan oleh senapan Belanda tepat mengenai sang pejuang dan jatuh tersungkur akibat dari buah pengkhianatan teman.
Makam Meugoe Rayeuk ini merupakan makam terakhir atau makam ke-IV dari Teuku Umar. Perjalanan jasad sang Pahlawan dari tempat tertembaknya di Suak Ujong Kalak Meulaboh hingga ke makam terakhir ini memakan waktu hingga lebih satu tahun. Sebelum jasad sampai ke makam terakhir terlebih dahulu dimakamkan di beberapa titik lainnya yang meliputi: Makam III di puncak Gunong Trueng Ijo Kuala Manyeu, Makam II di pinggir sungai Pasie Meugat, Makam I Dusun Kubah Pahlawan Pucok Lueng Suak Raya.


Tekad untuk merebut kembali kota Meulaboh yang sudah dikuasai Belanda saat itu gagal.
Bagai sudah dirasakan, sebelum berangkat sang Teuku sempat berpidato singkat di depan pasukan dan sahabat-sahabat setia sebelum berangkat di depan Mesjid Lhok Bubon "Jenderal kaphenyan, atawa ulon akan terkubu di tanoh nyoe. Meulaboh, harus ta rebut kembali" (Jenderal kafir itu, atau saya akan terkubur di tanah ini. Meulaboh, harus kita rebut kembali).
sebagian riwat lainnya juga ada yang mengatakan bahwa sang Teuku juga sempat mengucapkan "singoh beungoh geu tanyoe ta jep kupi di keudee Meulaboh, atawa ulon akan syahid" (besok pagi kita akan minum kopi di pasar meulaboh, atau saya akan syahid). Namun yang pasti, ucapan sang pahlawan menjadi kenyataan. Selesai melaksanakan shalat shubuh pada saat itu, tubuh teuku roboh tersungkur mencium tanah. Para pasukan dan sahabat setia membantu beliau dalam keadaan genting dan sempat berpesan "hareum tuboh lon ji ngieng le kaphe Belanda nya" (haram tubuh saya di lihat oleh kafir Belanda itu).
Sang Teuku sudah memperlihatkan dan membuktikan kegigihan perjuangan dalam melawan kolonial Belanda sampai akhir hayatnya. Kebencianpun ikut terkubur bersama sang Teuku.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mantap that pak..

Unknown mengatakan...

bgus pak blognya. . .