Senin, 24 September 2012

KECAMATAN WOYLA
1. TANGSI JEPANG

 Tangsi pemandian / Tangsi Jepang (sebutan masyarakat) ini terletak di pinggir sungai Woyla yang merupakan akses utama untuk keluar masuk benteng pertahanan Belanda pada masa perang Aceh berlangsung. Di daerah sekitar kawasan Keude Kuala Bhee ini masih ditemukan beberapa situs sejarah yang berhubungan dengan peperangan Aceh dulunya seperti Tangsi pemandian, Pondasi Bangunan (semacam pondasi rumah yang sangat luas) juga makam Belanda yang menurut cerita masyarakat adalah makam kumpulan korban pembantaian oleh Tengku Kama (panggilan masyarakat). --> lihat Makam Pembantaian Belanda
Setelah Belanda takluk pada Jepang sekitar tahun 1942 sekaligus saat pertama mendarat Jepang di Aceh, selanjutnya Aceh berada di bawah pemerintahan Jepang yang secara otomatis termasuk semua bentuk bangunan yang di miliki oleh Belanda sebelumnya di kuasai oleh Jepang. Demikian juga dengan bangunan Tangsi pemandian (sebutan masyarakat) yang saat itu merupakan salah satu bangunan/system pemandian modern yang dilengkapi dengan fasilitas air panas yang diperuntukkan oleh para petinggi saja. Bahkan ada sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa lokasi tangsi pemandian tersebut merupakan taman tempat para pejabat tinggi Jepang beristirahat saat itu.

Sebagai salah satu situs sejarah yang berharga, kondisi tangsi pemandian ini sama sekali tidak terawat dan bahkan di bawah bangunan ini ditemukan adanya lubang galian yang berbentuk persegi panjang + 80 x 180 cm dengan kedalaman + 150 cm. Di sisi  lain juga ditemukan ada dua buah lubang berukuran kecil bekas galian pada sisi luar dan dalam tembok masing-masing + 50 x 50 cm dengan kedalaman + 40 cm.
Tidak ada yang tau pasti kenapa adanya lubang di bawah tangsi tersebut, sehingga ada masyarakat yang mengatakan bahwa mungkin tangsi tersebut menyimpan harta berharga. Bahkan ada masyarakat yang berspekulasi mengatakan bahwa, kemungkinan lubang itu adalah hasil dari temuan mimpi seseorang.

 Apapun situasi dan bentuk pemikiran mengenai tangsi tersebut, setidaknya tangsi tersebut merupakan situs sejarah yang seharusnya tetap terjaga keasliannya dan di rawat sebagaimana mestinya untuk diwarisi kepada generasi mendatang.





2 komentar:

Anonim mengatakan...

ka meu keunong

Unknown mengatakan...

Seharus nya tempat bersejarah itu harus di rawat dan dijadikan tempat wisata oleh pemerintah